Hari Minggu di gereja gua ada acara Family Camp, bukan...bukan camping di alam terbuka, tapi mirip retret satu hari. Kebetulan gua dan 3 temen gua yang koordinir acara ini.
Persiapannya udah dari 2 bulan lalu, kita ngehubungin tim pelayanan dari Lampung soalnya mereka pernah pelayanan di gereja kami sebelumnya. Kami punya angan2 membuat acara yang berpengaruh positif buat keluarga-keluarga jemaat gereja. Ide awalnya membuat semacam seminar pemulihan yang pada akhirnya berkembang menjadi semi-retret pemulihan keluarga. Pas gua ngehubungin tim pelayannya eh rupanya mereka juga sedang mempersiapkan (draft) acara yang mirip, so gak kebetulan acara kali ini jadi semacam pilot projectnya mereka. Rasanya Tuhan memang mengarahkan kami untuk membuat acara ini.
Perwakilan dari tim pelayanan sempet datang ke Bandung dan gua juga bisa ketemuan ama beliau buat ngebahas lebih detail lagi tentang persiapan acara ini, maklum kita berusaha agar acara ini tidak dibuat asal-asalan.
Seminggu menjelang hari-H udah mulai sibuk-sibuk, ada peralatan/perlengkapan yang musti dibeli, makanan musti dipesen, pendaftaran di-konfirmasi, dll.
Akhirnya hari-H tiba, jam 10.15 acara dimulai dengan pujian dan penyembahan. Yang ikut acara ini ada sekitar 12 keluarga, suami, istri dan anak-anak. Setelah pujian selesai, para suami dan istri ditempatkan di ruang terpisah, anak-anak juga mendapatkan sesi tersendiri di ruang lain.
Dalam sesi-1 ini suami dan istri mendapatkan terobosan baru tentang bagaimana mereka harus berfungsi, suami sebagai imam-nabi-pemimpin dan istri sebagai penolong yang sepadan. Dalam sesi ini gua yang belum nikah jadi tahu banyak tentang apa yang harus gua lakukan nantinya sebagai suami, puji Tuhan. Oya, panitia yang sibuk pada hari-H tinggal 2 orang, soalnya 2 temen lain ikutan jadi peserta dan bergabung dengan keluarga mereka. Gua ngurusin sound-system, komputer dan peralatan juga dokumentasi. Temen gua satu lagi urus peralatan, dokumentasi dan konsumsi. Cindy gak ngebantuin karena dia ikut sebagai peserta dengan keluarganya.
Sesi-1 diakhiri jam 12 siang, para suami mendapatkan tugas untuk menyajikan makan siang buat istri dan anak-anak mereka (istri dan anak tidak diberitahu) disinilah para suami mulai belajar untuk mengasihi keluarga mereka, makan siang disajikan oleh para suami ke anggota keluarganya dengan baik, kotak makan dibuka, lauk yang masih dalam plastik dikeluarkan, air minum disiapkan, pokoknya anggota keluarga tinggal menikmati. Gua melihat betapa kagetnya para istri dan anak ketika mereka dilayani oleh suami dan ayahnya, selama ini memang sering kita lihat bahwa istri lebih dituntut untuk melayani keluarga. Deraian airmata bahagia mengiringi jam makan siang mereka.
Lalu sesi-2 dimulai, suami dan istri berada di tempat yang sama sementara anak2 tetap terpisah. Dalam sesi-2 ini suami dan istri dipulihkan, mereka saling mengampuni, kembali memperteguh tujuan pernikahan mereka. Mereka dibagikan surat yang ditulis oleh anak-anak mereka saat sesi-1, terlihat beberapa orangtua menitikkan airmata karena isi surat itu adalah harapan anak-anak atas orang tua mereka. Pembicara mengajak suami dan istri berpelukan untuk melepaskan pengampunan, kasih dan berkat. Gua gak tahan melihat mereka bertangisan saling mendoakan, sambil gua ambil fotonya gua melihat betapa pentingnya kesehatian dalam pernikahan.
Di akhir sesi-2 giliran kaum istri yang melayani keluarga mereka, mereka membawakan snack untuk anggota keluarga mereka.
Setelah itu masuk ke sesi-3, di sesi ini suami dan istri menempati ruangan baru sementara ruang utama dipersiapkan untuk sesi-4. Suami dan istri diminta membuat gambar bersama, melukiskan apa tujuan keluarga mereka. Asyik banget melihat mereka berunding, membuat sketsa, mewarnai dan menempelkan ke pigura. Gambarnya pun bagus-bagus dan penuh makna. Rencananya gambar ini akan dipresentasikan di sesi terakhir.
Setelah menggambar, suami istri kembali ke ruang utama yang telah didekor untuk sesi terakhir. Anak-anak yang tadinya berada di ruang terpisah dipersilahkan bergabung kembali dengan keluarganya, mereka diminta masuk satu persatu, berdiri di pintu masuk lalu orangtuanya dipanggil untuk menyambut dan memeluk mereka lalu duduk kembali. Para orang tua yang telah dipulihkan begitu bersemangat menjemput anak-anak mereka. Keluarga pun dikuatkan kembali, hubungan orang tua dan anak dipulihkan.
Lalu para suami diminta untuk membasuh kaki keluarga mereka sebagai lambang bahwa mereka mau melayani keluarga mereka, diikuti istri dan anak-anak. Mengharukan banget, kaum ibu sudah dipastikan selalu menangis dalam acara ini sedangkan bapak da n anak juga terharu dilayani oleh anggota keluarga mereka. Setelah acara pembasuhan kaki para keluarga akhirnya mempresentasikan gambar mereka. Lalu anak-anak yang masih kecil juga memberikan gambar yang telah mereka buat kepada orang tua mereka. Puncaknya suami memberikan setangkai bunga mawar merah kepada istrinya sebagai ungkapan rasa sayang. Oya, belum makan malam, kali ini anak-anak yang melayani orang tua mereka, satu demi satu kotak makan dibawakan oleh anak-anak ini buat orangtuanya.
Pada saat penutupan gua sempat digangguin sama pembicara, soalnya sebagai panitia yang sibuk gua ini belum nikah tapi udah kenyang ama urusan pernikahan...hahaha gak apa2, pada saat memberikan sambutan juga gua bilang ini semua buat persiapan gua membentuk keluarga nanti, gua bakal jadi suami yang berfungsi sebagai suami.
Acara selesai jam 19.30, gua ke rumah mandi dulu trus ngeprint file titipan Cindy. Berangkat ke rumah Cindy buat ngasih hasil print. Di rumah Cindy gua bilang ke Cindy kalo kita musti bentuk keluarga yang takut ama Tuhan dan jadi orang tua yang memberkati anak-anak, Cindy pun mengiyakan :)